Pertama Kali Jadi Koordinator, Langsung Koordinator Acara??!

  


    Pada akhir bulan Juli 2025, HIMA BISDIG mengadakan pembentukan panitia untuk penyambutan maba 2025. Saat itu, saya tiba-tiba ditunjuk menjadi koordinator acara. Awalnya saya merasa sangat takut, tetapi saya selalu berpikir bahwa saya harus mencoba setidaknya sekali seumur hidup untuk menjadi koordinator acara. Menurut saya, itu adalah peran yang paling sulit, dan saya ingin merasakan sendiri bagaimana susah dan capeknya yang sering orang-orang ceritakan, hehehe.

    Mungkin pada hari kedua atau ketiga setelah menjadi koordinator acara, tiba-tiba muncul ide di kepala saya... bagaimana kalau konsepnya saya buat terinspirasi dari Squid Game? Awalnya saya sedikit ragu, karena pasti ada beberapa orang yang belum menonton serial itu. Namun, saya kembali berpikir, jika saya tidak menyalurkan ide tersebut di acara penyambutan maba, saya khawatir nantinya akan terus dihantui pertanyaan “what if” dan akhirnya menyesal. Di tengah kebingungan dan kegelisahan itu, saya terus bertanya kepada orang-orang terdekat mengenai pendapat mereka tentang konsep ini, dan hampir semuanya bilang bahwa idenya bagus. Dari situlah saya mulai mengembangkan ide yang lebih sesuai dengan konsep penyambutan maba. Salah satu permainan yang saya adaptasi dari Squid Game adalah Penthanol Game, di mana setiap peserta harus punya kemampuan untuk menyelesaikan satu permainan agar bisa melangkah ke permainan berikutnya. Artinya, mereka harus maju selangkah demi selangkah, dan jika berhasil menang, itu akan menciptakan dampak positif bagi diri mereka sendiri maupun kelompoknya. Dari situ, saya mulai menemukan tema dan nama acara: “DIGINEXT: MOVING FORWARD, CREATING IMPACT.”

Hari untuk rapat peradana pun tiba, pelan-pelan saya berjalan ke depan untuk menjelaskan konsep tersebut, rasa gugup dalam pikiran sudah pasti ada... namun sedikit berkurang karena saya sudah paham dengan konsep yang ingin saya jelaskan, tetapi disisi lain masih ada sedikit ketakutan kalau konsep ini akan ditolak oleh teman-teman. Namun, kembali ke niat awal: bahwa saya ingin menyalurkan ide ini agar tidak menyesal di kemudian hari. Jadi, jika pun ditolak, saya tidak akan terus-terusan bertanya “what if, what if, what if.” dan Alhamdulillah, ide saya diterima.

    Hampir semua berjalan dengan lancar, dan saya sangat bersyukur karena begitu banyak orang baik yang membantu menyukseskan acara DIGINEXT ini. Ada banyak cerita yang sebenarnya ingin saya tumpahkan di sini, tetapi mungkin akan lebih indah jika cerita itu saya simpan dalam ingatan saya sendiri, hehehe. To everyone who helped the event division, I just want to say thank you so much. I truly hope you receive all the silent prayers you’ve always wished for aamiin.


Lots of love, Rezly.

Posting Komentar

0 Komentar